Untuk biasanya kita mulai menanam kopi, maka
sebelumnya harus mempersiapkan 2 hal. Adapun yang pertama ialah
menyiapkan bahan tanamannya dan yang kedua mempersiapkan areal tanahnya.
Untuk persiapan bahan tanamannya, kita memerlukan:
1. Penyediaan benih/ untuk bibit atau batang bawah;
2. Penyemaian benih;
3. Pembibitan.
Kemudian persiapan areal tanah, ini bisa dilakukan dari tanah yang berasal:
1. Tanah bukaan baru (hutan cadangan);
2. Tanah bukaan ulangan (dari kopi ke kopi);
3. Tanah rotasi, yang artinya dari tanaman lainnya ke kopi dengan secara bergantian;
4. Tanah konservasi, dengan arti kata dari tanaman lain ke kopi dengan secara permanen.
Lalu setelah kita mendapatkan tanah
tersebut, maka entah mana yang kita pergunakan, maka kita harus
memikirkan persiapannya yaitu:
1. Persiapan tanah (pembukaan, pengolahan, teras dan lain-lain);
2. Penanaman tanaman pelindung/ naungan. Ini termasuk juga bahan tanaman, lubang, acir dan lain-lainnya;
3. Pembuatan lobang tanaman, yang meliputi acir, buka tutup lobang.
Adapun cara mengadakan/ membuat persiapan-persiapan diatas itu adalah sebagai berikut:
A. Penyediaan Benih
Untuk
mendapatkan benih yang baik, maka kita harus mencari biji kopi dari
pohon yang baik dan dipilih yang telah kering serta masak dan sudah
tentu dari klon-klon tertentu yang kita kehendaki.
Kita juga harus menghindarkan biji-biji
yang berlubang atau terserang bubuk, juga biji yang tidak normal, baik
itu terlalu kecil maupun terlalu besar.
Lalu biji-biji tersebut kita kupas, baik
itu dengan mempergunakan tangan maupun kaki, boleh juga memakai
handpulper, asal saja kita bisa menjaga betul-betul agar kulit tanduk
tidak rusak. Jadi yang dibuang hanya kulit dan daging buah.
Setelah kita mendapat biji yang ada
tanduknya, maka biji tersebut harus kita hilangkan lendirnya hingga
bersih. Cara menghilangkan lendir itu dengan jalan digosok oleh abu
dapur lalu dicuci dengan air. Setelah itu biji tersebut kita
angin-anginkan, tapi jangan dijemur dibawah sinar matahari. Lamanya kita
mengangin-anginkan biji tersebut kurang lebih tiga hari.
Setelah itu kita mengadakan penyortiran
lagi. Biji yang pecah ataupun masih ada yang kurang baik entah itu
berbubuk ataupun tidak normal, harus kita buang.
Begitu benar-benar mendapatkan bibit yang
baik, barulah biji-biji itu boleh kita semaikan di persemaian. Akan
tetapi kalau waktu persemaian belum tiba, biji-biji tersebut dapat kita
simpan.
Cara Penyimpanan Benih Kopi
Cara
penyimpanan biji atau benih tersebut ada caranya tersendiri. Sebab kita
harus menjaga dan mempertahankan kadar air agar tidak cepat menurun.
Juga benih tersebut jangan sampai terserang penyakit bubuk.
Kalau akan disimpan dalam waktu yang cukup
lama, maka bibit-bibit tersebut terlebih dahulu harus di desinfeksi.
Desinfeksi terhadap bubuk buah dilakukan dengan fungisasi, dengan
mempergunakan minyak terpentin. Untuk keperluan tersebut maka kita
membutuhkan blek atau peti kayu, yang biasanya mempunyai ukuran
50x50x50cm dan dapat ditutup rapat.
Benih kopi tersebut ditebarkan
berlapis-lapis hingga tebalnya 5cm, diatas kain lap yang terlebih dahulu
telah kita beri terpentin dengan dosis 1cc per 100cm persegi – dari
luas kain lap. Jadi kalau saja luas lap itu 50x50cm persegi sama dengan
2500cm persegi. Makaa masing-masing lap harus diberi 25cc minyak
terpentin. Setelah itu peti harus ditutup rapat-rapat.
Desinfeksi itu berlangsung selama 3x24 jam
dan setelah itu benih-benih tersebut dikeluarkan dari dalam peti serta
diangin-anginkan lagi selama 3 jam, hal ini untuk menghilangkan bau
minyak terpentin itu sendiri.
Setelah diangin-anginkan maka benih
tersebut di campur degan serbuk arang yang dibasahi dengan air. Adapun
perbandingan yang ideal adalah:
- 3 Kg benih kopi
- 1 Kg serbuk arang
- 150 cc air
Caranya serbuk arang dibasahi dulu dengan
air hingga merata, kemudian barulah dicampurkan dengan benih-benih kopi.
Setelah itu semuanya maka benih kopi tersebut dimasukkan ke dalam
karung goni. Untuk menyimpannya carikanlah tempat yang gelap dan sejuk.
Lebih baik lagi kalau karung-karung benih
tersebut diletakkan diatas rak yang dibawahnya ada tempat yang diisi
dengn air. Hingga dengan demikian maka kelembaban udara +90
persen dengan temperatur antara 25 sampai 26 derajat Celsius. Dengan
cara ini maka benih-benih kopi tersebut dapat disimpan selama 6 bulan
dengan daya tumbuh sebesar 70 sampai 80 persen.
B. Persemaian
Untuk mendapatkan persemaian yang baik, maka hendaknya dibuat pada tempat yang:
1. Tidak mengandung nematoda atau cendawan akar;
2. Mempunyai drainase yang baik;
3. Dekat dengan sumber air atau penyiraman;
4. Terlindung dari gangguan hewan (bekicot, ternak, dll);
5. Dekat ketempat pembibitan;
6. Mudah diawasi;
Tanah harus kita cangkul +30
cm lalu kita bersihkan dari sisa-sisa akar maupun kerikil yang ada.
Setelah itu dibuat dengan lebar 80 cm untuk bedengan. Untuk lapisan
atas, tanah itu kita beri pasir setebal 5cm. Atas dari bedengan tersebut
kita beri atap sebagai pelindung dari hujan dan terik matahari. Sebelum
kita menyemai bibit maka tanah bedengan itu harus terlebih dahulu kita
siram. Cara menanmkannya, benih kopi dibenamkan dengan permukaan yang
datar terletak dibawah, hingga punggungnya terletak ½ cm dari permukaan
bedengan.
Setiap hari bedengan ini harus disiram
dengan air secukupnya, akan tetapi tidak boleh sampai tergenang air.
Kemudian yang peru kita perhatikan, jangan sampai kita mengambil air
yang mengalir dari selokan melalui komplek-komplek nematoda untuk
menyiram bedengan tersebut.
Setelah kurang lebih 5 sampai 6 minggu,
maka biji kopi tersebut telah mencapai suatu stadium yang dinamakan
stadium serdadu. Yaitu dimana hypocotyl telah tegak lurus, panjangnya +
8cm, dengan cotyledon/ daun lembaga yang masih terbungkus dari
sisa-sisa endosperm dan endoscarp/ kulit tanduk, yang semuanya telah
retak.
Didalam stadium ini akar akan bertambah
anjang, akan tetapi sebaliknya memang tinggi hypocotyl tidak akan
berubah. Baru kemudian kurang lebih 406 minggu lagi cotyledon menjadi
terbuka dan ini dinamakan stadium kepelan.
Setelah mencapai stadium kepelan, bibit
harus segera dipindahkan ke pembibitan. Pemindahan ini haruslah kita
lakukan dengan mempergunakan solet bambu, hingga dengan demikian maka
akan dapat menghindarkan putus akar. Kalau kita tahu bahwa ada akar
tunggang yang bengkok, maka kita harus memutusnya, hal itu kita lakukan
supaya nanti dalam pembibitan tumbuhnya tidak terlambat. Kalau ada
kepelan yang rusak atau terlalu kecil maka sebaiknya tidak perlu kita
pakai. Namun Apabila kita memerlukan waktu yang cepat, benih dapat juga
ditanam setelah kulita tanduknya dikupas.
C. Pembibitan
Untuk
pemilihan tempat buat pembibitan ini adalah sama dengan persemaian.
Sebaiknya memang kita carikan tempat yang subur dan tidak berbatu,
banyak humus dan cukup datar. Tanah yang bekas timbunan abu dapur tidak
boleh kita pakai, karena tanah yang demikian ini memiliki pH yang
terlalu tinggi. Pengolahan tanah harus lebih dalam. Sebaiknya buat saja 2
kali lipat dari persemaian, yaitu +60cm. Hal itu karena bibit
akan lama ditempat pembibitan ini, kurang lebih 6 bulan minimalnya. Lalu
tempat itu sendiri harus benar-benar bersih dari sisa-sisa akar.
Bedengan dibuat antara 100-120cm lebarnya.
Sedangkan untuk tingginya antara 10-15cm, untuk panjangnya kita
sesuaikan dengan keadaan. Kemudian kalau kita akan mempergunakan naungan
alam, maka baiknya yang dipakai adalah Lamtoro, dan penanaman Lamtoro
itu sendiri dilakukan kurang lebih 1 sampai 2 tahun sebelumnya. Namun
sebaiknya memang kita mempergunakan naungan buatan saja, karena dengan
demikian maka kita dapat mengatur dengan lebih teliti.
Bibit kepelan ini ditanam di pembibitan
pada jarak 20x20cm, 20x25cm, atau 20x30cm, ini apabila akan disambung.
Lubang tanaman kita buat dengan tugal, diameternya 5cm sedalam 10cm.
Bedengan harus disiram supaya tetap lembab serta selalu dibersihkan dari
rumpai (weeds). Juga sekali-kali perlu didangir.
Sebaiknya
memang diberi pula muleh berupa potongan-potongan kecil daun alang-alang
atau pun jerami. Lalu setiap dua bulan sekali perlu diberi pupuk ZA
dengan dosis 20gr per meter persegi. Akan tetapi sebelum dipupuk, rumpai
harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelahnya harus kita siram.
Beberapa minggu sebelum dipindahkan kepenanaman maka sedikit demi
sedikit naungan harus dikurangi, hal ini dilakukan karena untuk melatih
dan menyesuaikan dengan kondisi di petanaman.
Bibit itu dapat dipindahkan kepetanaman
setalah berumur 6-8bulan berada di pembibitan. Namun Ada kalanya juga
bibit harus ditanam lebih lama di pembibitan, karena penanamannya harus
menunggu musim penghujan tiba. Kalau hal itu sampai terjadi, maka untuk
mencegah bibit jangan sampai terlalu besar dan berbentuk cabang, yaitu
apabila bibit akan ditahan selama 1-2 tahun, maka dapat ditempuh dua
cara, yaitu dengan pemotongan daun dan atau penunggulan.
Untuk pemotongan daun ini hendaknya kita
lakukan mulai dari bibit tersebut mempunyai 3-4 pasang daun. Daun kita
potong 2/3 bagian, hingga tinggal 1/3nya. Kemudian juga nanti kalau
tumbuh daun-daun yang baru, juga kita potong. Terus hingga sampai bibit
tersebut kita pindahkan kepenanaman.
Sedangkan cara kedua atau penunggulan, ini
biasanya dilakukan 2-4 bulan sebelum bibit dipindahkan kepenanaman.
Bibit dipotong miring pada ketinggian 30-40cm, yaitu pada batas kayu
berwarna cokelat dan hijau.
Apabila bibit akan disambung pemotongan
daun tiak boleh dilakukan, karena ruas-ruasnya akan terlalu pendek,
hingga dengan demikian maka penyambungan akan mengalami kesukaran.
Bibit telah bisa disambung setelah berusia
10-12 bulan di pembibitan. Pemindahan bibit kepenanaman ini dilakukan di
musim penghujan dalam bentuk:
1. Pencabutan/ untuk jenis akar yang terbuka
2. Putaran/ untuk jenis akar yang terbungkus tanah
Lalu kalau kita akan mempergunakan suaman,
maka sebaiknya yang kita pakai adalah yang putaran. Sebab hal itu untuk
mengatasi stagnasi pertumbuhan di petanaman. Untuk mempermudah
pemindahan maka bedengan perlu disiram sehari sebelumnya. Kita pun harus
menjaga agar akar jangan sampai terputus. Akar tunggang yang terlalu
panjang pun harus kita potong. Rata-rata panjang bibit muda yang lebih
kecil dari 1 tahun adalah 20cm dan untuk bibit tua yang lebih besar dari
1 tahun panjangnya 35cm. Juga pada biit tua ini, akar samping juga
perlu dipotong15cm dari sumbu batang.
D. Pertanaman
Setelah
persiapan areal tanah itu beres semua, maka kita harus mengatur jarak
tanam. Untuk jarak tanam-tanaman kopi ini ada metodenya sendiri-sendiri.
Yaitu jaraknya tergantung dari masing-masing jenisnya, kesuburan dari
tanah dan iklim yang ada. Untuk jenis kopi Robusta, ini memerlukan jarak
tanam yang lebih lebar bila dibandingkan dengan jenis kopi Arabika.
Demikian juga bila tanah-tanah yang lebih subur atau mempunyai iklim
yang lebih basah, maka memerlukan jarak tanam yang lebih renggang.
Jarak yang lazimnya dipakai juga dianggap baik adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Pada
jarak tanam pagar dengan pagar ganda arah barisan adalah utara selatan.
Kemudian pada tanah yang miring maka arah barisan kita sesuaikan dengan
sabuk gunung. Disamping jarak tanam seperti tersebut, juga dipakai
jarak tanam sementara yang lebih sempit kemudian nantinya diperlebar
melalui penjarangan. Misalnya saja 2x2 meter, kemudian dijarangkan
menjadi 2x4 meter atau kemudian menjadi 2x2x4, pagar berganda.
Penanaman
tanaman naungan/pelindung haruslah kita tanam lebih kurang 1 atau 2
tahun sebelum tanaman kopi dipindahkan ke petanaman. Kemudian untuk
jarak tanaman naungan ini pun harus kita sesuaikan dengan jarak tanam
kopi yang akan kita pergunakan.
Tanaman
pelindung ini dapat kita bagi menjadi dua macam, yaitu tanaman pelindung
sementara dan tanaman pelindung tetap. Untuk jenis tanaman naungan
sementara ini misalnya Flemingia Congesta dan ditanam dengan barisan
arah utara ke selatan.
Untuk tanaman
tetap dan tanaman naungan sementara ini dapat ditanam bersamaan.
Kemudian setelah pohon naungan tetap tumbuh besar, maka pohon naungan
sementara dapat kita pangkas sedikit demi sedikit.
Pada jarak tanam pagar dan pagar berganda,
naungan sementara dapat dipertahankan lebih lama. Hal itu lalu bukan
lagi sebagai naungan akan tetapi berganti fungsinya sebagai sumber bahan
muleh dan ini harus dipangkas setiap 2 sampai 3 bulan sekali.
Kemudian setelah pohon kopi itu sendiri
mulai menutup, maka pohon naungan tetap harus kita perjarang. Ini harus
dilakukan dengan cara bertahap hingga nanti akhirnya kita akan
mendapatkan perbandingan 1 banding 2 atau 2 banding 4.
Untuk mencari perbandingan yang mana yang
harus kita pakai, maka ini tentu saja tinggal menyesuaikan dengan tempat
perkebunan kopi kita sendiri. Bila tanahnya memang kecil, maka kita
ambil perbandingan yang kecil dan juga demikian dengan sebaliknya.
Namun itu semua hanyalah dipakai di daerah
perkebunan yang datar. Bila ditanah yang miring maka naungan harus
ditanam di bagian sebelah luar dari teras.
Gambar 13: Contoh Pola Penanaman Pohon Naungan Sistem Segi Empat dan Pagar |
Gambar 14: Pola Penanaman Pohon Naungan
Sistem Pagar Ganda
|
Gambar 15: Tanaman Kopi pada Teras untuk Tanah Miring |
E. Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan
lubang pada tanaman kopi ini, sebenarnya lamanya ditentukan oleh
struktur tanah yang akan kita tanami. Sebab makin berat struktur
tanahnya, maka akan semakin awal kita membuat lubangnya. Namun biasanya
dibuat kurang lebih antara 3 – 6 bulan sebelum kita mulai menanam di
petanaman.
Juga yang paling baik ialah pembuatannya
diakhir musim penghujan. Hingga dengan demikian maka keadaan tanahnya
masih basah. Kemudian sambil menunggu musim tanam, yaitu pada awal musim
penghujan berikutnya (+6 bulan) , lubang tersebut kita isi dengan bahan-bahan organik.
Untuk idealnya ukuran lubang tersebut akan
kita buat 0,4x0,4x0,4 meter; atau paling lebar dan dalam adalah 1x1x1
meter. Hal ini juga tergantung dari struktur tanahnya, sebab pada
struktur tanah yang berat, maka lubang harus kita buat lebih besar lagi,
dengan demikian maka akan lebih banyak kita isi dengan bahan-bahan
organik.
Lalu untuk tanah-tanah yang mempunyai
lapisan kerikil atau padas, maka pembuatannya harus diperdalam. Hal ini
untuk menggempur padas dan kerikil sehingga kelak akar tanaman kopi
dapat tumbuh dengan baik.
Kemudian untuk tanah-tanah yang tidak
mempunyai lapisan padas maupun kerikil, maka pembuatan lubang berkisar
0,6x0,6x0,6 meter, sudah cukup baik. Pembuatan lubang ini, tanah lapisan
atas dan lapisan bawah harus dipisahkan.
2 atau 4 minggu setelah kita mau menanam,
maka lubang tersebut hyarus telah kita tutup lagi dengan mempergunakan
tanah yang bagian atas dan dicampur dengan kompos.
F. Penanaman
Sebaiknya
penanaman kopi ini kita lakukan pada waktu musim penghujan. Hingga
dengan demikian maka kalau kita memerlukan penyulaman bisalah
diselesaikan pada musim itu juga.
Kemudian yang harus kita perhatikan,
usahakanlah supaya akar kopi tersebut tidak mengelompok di suatu daerah
saja, akan tetapi harus terpencar dan melebar dalam lubang. Kemudian
permukaan lubang tidak boleh cekung namun sebaliknya harus cembung
(tanahnya methuthuk dalam bahasa jawanya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar