Kamis, 31 Oktober 2013

Sekilas tentang gingiber officinale / jahe emprit

Jahe Emprit Jahe atau nama latinnya gingiber officinale tergolong dalam kelompok tanaman umbi-umbian yang juga dikenal dengan nama istilah rhizoma.












Divisi             : Spermatophyta 

Sub-divisi      : Angiospermae 

Kelas            : Monocotyledoneae 

Ordo             : Zingiberales 

Famili            : Zingiberaceae 

Genus           : Zingiber 

Species         : Zingiber officinale 


deskripsi:
  1. Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga.
  2. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu.
  3. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm,
  4. rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ;
  5. mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ;
  6. kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2


Pada dasarnya, jahe masih dibagi lagi ke dalam beberapa varian. Pembagian ini didasarkan pada bentuk rimpang dan juga warnanya. Akan tetapi kandungan senyawa aktifnya kurang lebih sama.
Adapun varian jahe antara lain jahe gajah atau badak, jahe emprit dan juga jahe merah.

Di Indonesia, paling tidak dikenal tiga varietas jahe: jahe gajah, jahe emprit, dan jahe merah.

- Jahe gajah berukuran paling besar, dengan rasa pedas dan aroma (kandungan minyak asiri) rendah.

- Jahe merah berukuran sedang, wana kulit ungu kemerahan, rasa pedas dan aroma sedang.

- Jahe emprit berukuran paling kecil, dengan rasa padas dan aroma sangat kuat.

Jahe gajah paling banyak dibudidayakan, karena pasarnya paling luas, produktivitasnya juga paling tinggi. Jahe emprit produktivitasnya paling rendah, tetapi potensial dibudidayakan untuk agroindustri. Jahe merah paling sedikit dibudidayakan, karena pasarnya yang sangat terbatas, hanya untuk jamu.
jahe emprit
jahe emprit Ciri utama Jahe emprit atau zinziber majus rumph terletak pada bentuk rimpangnya yang kecil, rata cenderung pipih dan tidak mengembung. Jahe jenis ini bisa ditemukan dalam warna putih, kuning dan dalam kondisi tertentu berwarna merah. Serat jahe emprit bertekstur lembut dengan aroma yang tidak tajam. Tetapi jahe emprit dilengkapai rasa yang jauh lebih pedas ketimbang jahe gajah atau badak.
Kandungan gingerol, zingeron, dan shogaol yang dimiliki jahe emprit memang lebih tinggi ketimbang jahe gajah. Hal ini yang menyebabkan rasa pedasnya lebih dominan.

tanaman jahe emprit
Secara umum, tanaman jahe emprit sama saja dengan jenis jahe lainnya. Sistem budidayanya juga sama, dikembangkan melalui metode vegetatif yakni stek pada tunas baru yang tumbuh di bagian rimpangnya. Jahe emprit hanya bisa dipanen pada umur di atas embilan bulan. Beda dengan jahe gajah yang bisa dipanen rebung, maupun jage mudanya. Pemanfaatan jahe emprit dipergunakan untuk bahan obat atau minuman herbal, permen jahe atau bumbu makanan. Rasa pedasnya memang memberi sensasi hangat, menghilangkan rasa pegal dan masuk angin.
Anda dapat meracik air rebusan jahe dicampur gula merah dan kelapa muda, rasa nikmat hangat dan bermanfaat untuk kebugaran tubuh.
Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap bandrek, sekoteng dan sirup.
Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe.

Disamping itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak atsiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, eskrim, campuran sosis dan lain-lain.
Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

 Jahe emprit mempunyai kepedasan lebih tinggi dibandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe merah.

Sumber: http://kebun-jahe.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar